Terima Kasih, Petani Pahlawan Pangan Sumber Berita : Tim Media | ||||||||||||||||||
TEGAL - “Berkat panduan dari penyuluh, panen padi saya kali ini lebih baik. Bisa 9 ton lebih per hektarnya," ungkap seorang petani peserta sekolah lapang pola pertanian terpadu (SL-PTT) di Indramayu kepada Menteri Pertanian Ir. H. Suswono MMA, Sabtu (31/1).
Dalam rangkaian kunjungan kerja ke Indramayu-Cirebon-Tegal tanggal 31 Oktober – 1 Nopember 2009 dalam kerangka penyerahan bantuan dana PUAP, LM3 dan SMD, Mentan menyempatkan singgah dan berdialog dengan para petani peserta SL-PTT di Indramayu. Dari dialog ini diperoleh informasi bahwa kemarau tidak terlalu berpengaruh pada hasil panen padi di sana. Bahkan sejumlah petani mengaku panen dalam kemarau tahun ini masih lebih baik dari tahun sebelumnya.
Menjelang musim kemarau, BMG pernah meramal bahwa El Nino kemungkinan akan melanda Indonesia. Kemarau panjang diperkirakan akan menerjang dan mengancam target produksi pertanian Indonesia. Ada pihak yang pesimis dan mengatakan bahwa produksi pangan tahun 2009 mungkin akan merosot. Beberapa pihak mulai kasak-kusuk dengan melontarkan wacana perlunya penjajakan impor beras.
Namun, Deptan tetap kokoh menolak wacana impor beras. Jajaran Deptan optimis target produksi 63 juta ton padi masih bisa dicapai. Dampak El Nino, kalau benar hadir, sudah diantisipasi dengan program adaptasi dan mitigasi antara lain dengan mempercepat pola musim tanam serta menggalakkan penanaman padi berumur genjah.
Kenaikan 5,83% merupakan capaian terbesar dalam dua dekade terakhir. Capaian ini juga memperpanjang rekor pertanian Indonesia. Bahwa dalam tiga tahun berturut-turut, petani Indonesia berhasil memecahkan rekor pertumbuhan produksi padi nasional. Lihat table dan grafis berikut:
Sumber: BPS, *Angka Ramalan (ARAM) III
"Alhamdulillah. Angka-angka itu cukup membesarkan hati. Dengan dasar itu, saya optimis swasembada beras dan jagung bisa berkelanjutan," kata Mentan Suswono. Tadinya, banyak pihak cemas El Nino bisa menjadi musibah bagi pertanian. "Sekarang kita melihat tanda-tanda baik bahwa isu El-Nino itu kini bisa membawa berkah," tegas alumni sosial ekonomi peternakan IPB 1984 dan Magister Manajemen Agribisnis 2004 ini.
Putra Tegal kelahiran 20 April 2009 itu percaya, anomali atau perubahan iklim bisa diredam dampaknya antara lain melalui program antisipasi serta sentuhan teknik adaptasi dan mitigasi yang pas. "Dengan perencanaan yang tepat dan mendayagunakan hasil riset dan inovasi teknologi, insya Allah, selalu ada solusi untuk masalah apa pun," tegas Mentan.
Angka-angka pertumbuhan produksi yang lumayan tinggi itu tentu merupakan buah dari kerja keras banyak pihak. Khususnya para petani, penyuluh, dan aparat pertanian di daerah maupun pusat. Atas nama pemerintah, Mentan Suswono menyampaikan apresiasi yang tinggi. "Terima kasih, petani Indonesia. Terima kasih, pahlawan pangan!."(dj) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar